RSS
Facebook
Twitter

Jumat, 21 November 2014

Penentuan dan Pengurusan Tempat Usaha


Penentuan dan Pengurusan Tempat Usaha

Salah satu pertimbangan pada saat akan membuka usaha adalah lokasi usaha. Dalam memilih lokasi usaha harus kita pertimbangkan dengan matang karena tempat usaha yang tidak tepat dan tidak strategis akan membuat usaha tidak berjalan seperti harapan.
1.      Lokasi Usaha
a.      Tingkat kepadatan penduduk
Lokasi usaha yang memiliki lokasi kepadatan penduduk tinggi akan mempunyai peluanguntuk sukses dan berkembang, contohnya: membuka minimarket di perumahaan yang penduduknya berjumlah 3.000 kepala keluarga tentu berbeda tingkat kemajuannya dengan lokasi yang jumlah penduduknya berjumlah 1.000 kepala keluarga.
b.      Tingkat pendapatan masyarakat calon konsunen
Dengan mengetahuo secara pasti mengenai tingkat pendapatan penduduk maka akan mempengaruhi usaha. Hal ini berhubungan dengan daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat tinggi maka produk yang terjual akan semakin banyak sehingga usaha akan semakin berkembang dan sukses
c.       Sifat bahan baku dan kemudahan mendapatkannya secara kontinu
Dengan adanya bahan baku yang mudah diperoleh maka suatu usaha tidak akan kesulitan dalam beroperasi. Maka dalam hal ini akan membuat usaha semakin maju dan berkembang berbeda dengan bahan baku yang sulit didapat maka usaha akan mengalami kendala
d.      Sifat produk yang dihasilkan, jarak dengan pasar dan ongkos transportasi
e.      Pengadaan tenaga kerja dan tingkat social masyarakat
Lokasi usaha juga akan berpengaruh pada tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Suatu usaha akan memerlukan jenis tenaga kerja yang berbeda, misalnya usaha yang diberdirikan di daerah yang padat penduduk seperti Jakarta, Denpasar, bandung dll akan memudahkan dalam pencarian tenaga kerja namun apabila kita mendirikan usaha didaerah desa atau didaerah yang kemampuan penduduknya kurang maka juga akan mempersulit dalam pencarian tenaga kerja.
f.        Peraturan peraturan setempat fasilitas dan kemudahan yang tersedia factor factor tersebut yang paling menonjol adalah factor bahan baku, pasar dan ongkos transportasi. Dalam hal ini dibutuhkan pertimbangan dan pemikiran matang yang logis
g.      Banyaknya usaha lain di tempat tersebut
Semakin banyak orang yang membuka usaha di tempat tersebut, pasti akan semakin ramai karena macam-macam usaha terpusat di suatu tempat. Hal ini akan menarik pelanggan untuk berbelanja, dimana pelanggan dapat berbelanja semua kebutuhannya di satu tempat.
h.      Tersedianya sumber air yang memadai dan factor factor lingkungan lainnya yang menunjang usaha seperti: keamanan dan akses parkir, traffic, dan tingkat persaingan

2.      Manfaat tempat usaha yang strategis
Sebab:
a.      Sangat menguntungkan
b.      Dapat memuaskan dalam segala hal
c.       Adanya kemudahan dalam segala hal
d.      Memudahkan pemasaran dan penjualan barang dagangan
Yang menjadi ukuran menetapkan tempat usaha yang paling strategis adalah:
a.      Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan
b.      Dapat menjamin kepuasan kebutuhan para konsumen
c.       Adanya fasilitas pemerintah daerah
d.      Dapat menjamin keamanan perusahaan dan para pembeli
e.      Transportasi banyak dan mudah didapat dengan ongkos relative murah

3.      Aglomerasi dan Deglomerasi
a.      Aglomerasi
Aglomerasi adalah keadaan atau peristiwa di suatu tempat atau daerah dimana banyak dimana timbul perusahan perusahan baru.
Contoh: ketika di suatu daerah diberdirikan pabrik batik, disekitarnya banyak usaha usaha baru yang timbul atau berdiri misalnya took took, warung mkan, bengkel sepeda dan perusahaan perusahaan lain yang ada hubungannya dengan pabrik batik tersebut

Factor factor yang memungkinkan terjadinya aglomerasi antara lain:
·         Adanya tanah yang cocok dan memungkinkan unutk perusahaan
·         Adanya hubungan lalu lintas yang baik
·         Tersedianya banyak tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan
Dampak positif aglomerasi
·         Berkumpulnya berbagai perusahaan memberikan kemungkinan terjadi kerjasama diantara perusahaan dan kerjasama itu sering sekali menghemat biaya perusahan
·         Banyak usaha usaha baru yang timbul
Dampak negative aglomerasi
·         Banyaknya perusahaan baru yang timbul pada daerah tertentu menyebabkan harga tanah naik, tanah menjadi sempit sehingga kemungkinan perluasan usaha kecil
·         Makin ramai di daerah itu berakibat biaya hidup buruh dan masyarakat disekitarnya menjadi tinggi dan beban social bertambah

b.      Deglomerasi
Deglomerasi adalah peristiwa terjadinya pemencaran berbagai perusahaan di suatu daerah ke daerah lain, yang pada awalnya perusahan perusahaaan tersebut berkumpul di satu daerah, ini dapat terjadi karena akibat adanay keburukan dari aglomerasi

Sebab terjadinya deglomerasi
·         Harga yang semakin meningkat di daerah industry
·         Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai unutk perumahan atau kantor pemerintahan
·         Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat
·         Sarana dan prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh masih rendah

4.      Metode unutk menetapkan lokasi pabrik
Teori lokasi adalah suatu teori dikembangkan untuk melihat dan memperhitungkan pola lokasional kegiatan ekonomi termasuk tempat kedudukan usaha dengan cara yang konsisten dan logis, dan unutk melihat serta memperhitungkan bagaiman antar wilayah antar kegiatan ekonomi itu saling berhubungan (inter-related)
Pertimbangan utama dalam menentukan alternative lokasi industry yaitu ditekankan pada biaya transportasi yang rendah.

a.      Teori lokasi industry (theory on industrial location) dari Alfred Weber
Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industry dengan mempertimbangkan resiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut
·         Wilayah yang akan dijadikan lokasi industry memiliki: topografi, iklim dan pendduduknya relative homogen
·         Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai
·         Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti upah minimum regional (UMR)
·         Hanya ada satu jenis alat transportasi
·         Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut
·         Terdapat persaingan antar kegiatan industry
·         Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional
Dasar pemilihan lokasi pabrik menurut Webber:
·         Market Oriented , yaitu industry ditempatkan dekat dengan pasar.
·         Raw Material Oriented, yaitu industri ditempatkan dekat dengan persimpangan antara pasar dan bahan mentahnya.
·         Other Oriented, yaitu industry didekatkan dekat dengan pelabuhan, jalan raya, ongkos buruh.

b.      Teori lokasi industry ( Theory of Optimal Industrial Location) dari Losch
Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industry yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
Untuk membangun teori ini Losch juga berasumsi bahwa pada suatu tempat topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh pusat (industry) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industry semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang menghasilkan barang yang sama sebab dapat mengurangi pendapatannya. Karena itu pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling bersambungan sehingga membentuk heksagonal.
Untuk mecapai keseimbangan, maka ekonomi ruang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
·         Setiap lokasi industri menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli.
·         Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.
·         Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memperoleh super normal agar tidak ada petani luar yang masuk ke daerah tersebut.
·         Daerah penawaran memungkinkan petani untuk mecapai keuntungan dengan besar maksimum.
·         Konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan pertimbangan satu-satunya yaitu membeli dengan harga yang rendah.

c.       Teori Susut dan Ongkos transport ( Theory of Weight Loss and transport Cost )
Teori ini didasarkan pada hubungan antara factor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus digunakan, yaitu dengan cara mengkaji kemungkinan penempatan industry ditemapat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa :
·         Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan idustri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku) dengan catatan factor yang lainnya sama.
·         Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk mendapatkan industry di daerah pemasaran.
d.      Teori Kimball and Kimball
Menurut Kimball and Kimball penentuan lokasi tempat kedudukan usaha didasarkan pada beberapa hal antara lain :
·         Nearneris to material (dekat dengan bahan)
·         Nearneris to market (dekat dengan pasar)
·         Water power (tenaga air)
·         Supply of labour (penawaran buruh)
·         Futureable of labour (perkembangan buruh)
·         Capital available for investment (besarnya penawaran modal)
e.      Teori Spanser and Klein
Menurut teori ini tempat kedudukan perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu primary factory dan secondary factory dimana factor-factor yang mempengaruhi pemilihan tempat kedudukan usaha bagi keduanya berbeda.
Pemilihan tempat usaha untuk masing-masing jenis tempat kedudukan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut.
·         Primary factory :
o   Row material
o   Market
o   Transportation
o   Labour and water power
·         Secondary factory :
o   Fasilitas kredit
o   Iklim
o   Ongkos
o   Pajak

f.        Teori tempat yang sentral (theory of cental place) dari Walter Christaller
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk bahan powerpointnya, bisa di download disini



0 komentar:

Posting Komentar

  • Blogger news

  • Blogroll

  • About