Penentuan dan
Pengurusan Tempat Usaha
Salah satu pertimbangan pada saat akan membuka usaha
adalah lokasi usaha. Dalam memilih lokasi usaha harus kita pertimbangkan dengan
matang karena tempat usaha yang tidak tepat dan tidak strategis akan membuat
usaha tidak berjalan seperti harapan.
1.
Lokasi Usaha
a.
Tingkat kepadatan penduduk
Lokasi usaha
yang memiliki lokasi kepadatan penduduk tinggi akan mempunyai peluanguntuk
sukses dan berkembang, contohnya: membuka
minimarket di perumahaan yang penduduknya berjumlah 3.000 kepala keluarga tentu
berbeda tingkat kemajuannya dengan lokasi yang jumlah penduduknya berjumlah
1.000 kepala keluarga.
b.
Tingkat pendapatan masyarakat calon konsunen
Dengan
mengetahuo secara pasti mengenai tingkat pendapatan penduduk maka akan
mempengaruhi usaha. Hal ini berhubungan dengan daya beli masyarakat. Jika daya
beli masyarakat tinggi maka produk yang terjual akan semakin banyak sehingga
usaha akan semakin berkembang dan sukses
c.
Sifat bahan baku dan kemudahan mendapatkannya secara
kontinu
Dengan adanya
bahan baku yang mudah diperoleh maka suatu usaha tidak akan kesulitan dalam
beroperasi. Maka dalam hal ini akan membuat usaha semakin maju dan berkembang
berbeda dengan bahan baku yang sulit didapat maka usaha akan mengalami kendala
d.
Sifat produk yang dihasilkan, jarak dengan pasar dan
ongkos transportasi
e.
Pengadaan tenaga kerja dan tingkat social masyarakat
Lokasi usaha
juga akan berpengaruh pada tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Suatu usaha
akan memerlukan jenis tenaga kerja yang berbeda, misalnya usaha yang
diberdirikan di daerah yang padat penduduk seperti Jakarta, Denpasar, bandung
dll akan memudahkan dalam pencarian tenaga kerja namun apabila kita mendirikan
usaha didaerah desa atau didaerah yang kemampuan penduduknya kurang maka juga
akan mempersulit dalam pencarian tenaga kerja.
f.
Peraturan peraturan setempat fasilitas dan kemudahan yang
tersedia factor factor tersebut yang paling menonjol adalah factor bahan baku,
pasar dan ongkos transportasi. Dalam hal ini dibutuhkan pertimbangan dan
pemikiran matang yang logis
g.
Banyaknya usaha lain di tempat tersebut
Semakin banyak orang yang membuka usaha di
tempat tersebut, pasti akan semakin ramai karena macam-macam usaha terpusat di
suatu tempat. Hal ini akan menarik pelanggan untuk berbelanja, dimana pelanggan
dapat berbelanja semua kebutuhannya di satu tempat.
h.
Tersedianya sumber air yang memadai dan factor factor
lingkungan lainnya yang menunjang usaha seperti: keamanan dan akses parkir,
traffic, dan tingkat persaingan
2.
Manfaat tempat usaha yang strategis
Sebab:
a.
Sangat menguntungkan
b.
Dapat memuaskan dalam segala hal
c.
Adanya kemudahan dalam segala hal
d.
Memudahkan pemasaran dan penjualan barang dagangan
Yang menjadi ukuran menetapkan tempat usaha
yang paling strategis adalah:
a.
Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan
b.
Dapat menjamin kepuasan kebutuhan para konsumen
c.
Adanya fasilitas pemerintah daerah
d.
Dapat menjamin keamanan perusahaan dan para pembeli
e.
Transportasi banyak dan mudah didapat dengan ongkos
relative murah
3.
Aglomerasi dan Deglomerasi
a.
Aglomerasi
Aglomerasi
adalah keadaan atau peristiwa di suatu tempat atau daerah dimana banyak dimana
timbul perusahan perusahan baru.
Contoh:
ketika di suatu daerah diberdirikan pabrik batik, disekitarnya banyak usaha
usaha baru yang timbul atau berdiri misalnya took took, warung mkan, bengkel
sepeda dan perusahaan perusahaan lain yang ada hubungannya dengan pabrik batik
tersebut
Factor factor
yang memungkinkan terjadinya aglomerasi antara lain:
·
Adanya tanah yang cocok dan memungkinkan unutk perusahaan
·
Adanya hubungan lalu lintas yang baik
·
Tersedianya banyak tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan
Dampak
positif aglomerasi
·
Berkumpulnya berbagai perusahaan memberikan kemungkinan
terjadi kerjasama diantara perusahaan dan kerjasama itu sering sekali menghemat
biaya perusahan
·
Banyak usaha usaha baru yang timbul
Dampak negative aglomerasi
·
Banyaknya perusahaan baru yang timbul pada daerah
tertentu menyebabkan harga tanah naik, tanah menjadi sempit sehingga
kemungkinan perluasan usaha kecil
·
Makin ramai di daerah itu berakibat biaya hidup buruh dan
masyarakat disekitarnya menjadi tinggi dan beban social bertambah
b.
Deglomerasi
Deglomerasi
adalah peristiwa terjadinya pemencaran berbagai perusahaan di suatu daerah ke
daerah lain, yang pada awalnya perusahan perusahaaan tersebut berkumpul di satu
daerah, ini dapat terjadi karena akibat adanay keburukan dari aglomerasi
Sebab
terjadinya deglomerasi
·
Harga yang semakin meningkat di daerah industry
·
Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah
banyak dipakai unutk perumahan atau kantor pemerintahan
·
Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah
padat
·
Sarana dan prasarana di daerah lain semakin baik namun
harga tanah dan upah buruh masih rendah
4.
Metode unutk menetapkan lokasi pabrik
Teori lokasi adalah suatu teori dikembangkan untuk
melihat dan memperhitungkan pola lokasional kegiatan ekonomi termasuk tempat
kedudukan usaha dengan cara yang konsisten dan logis, dan unutk melihat serta
memperhitungkan bagaiman antar wilayah antar kegiatan ekonomi itu saling
berhubungan (inter-related)
Pertimbangan utama dalam menentukan alternative lokasi
industry yaitu ditekankan pada biaya transportasi yang rendah.
a.
Teori lokasi industry (theory on industrial location)
dari Alfred Weber
Teori ini
dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industry dengan mempertimbangkan
resiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut
·
Wilayah yang akan dijadikan lokasi industry memiliki:
topografi, iklim dan pendduduknya relative homogen
·
Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup
memadai
·
Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu,
seperti upah minimum regional (UMR)
·
Hanya ada satu jenis alat transportasi
·
Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak
angkut
·
Terdapat persaingan antar kegiatan industry
·
Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir
rasional
Dasar
pemilihan lokasi pabrik menurut Webber:
·
Market Oriented , yaitu
industry ditempatkan dekat dengan pasar.
·
Raw Material Oriented, yaitu
industri ditempatkan dekat dengan persimpangan antara pasar dan bahan mentahnya.
·
Other Oriented, yaitu
industry didekatkan dekat dengan pelabuhan, jalan raya, ongkos buruh.
b.
Teori lokasi industry ( Theory of Optimal Industrial
Location) dari Losch
Teori ini didasarkan pada permintaan
(demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu
pabrik atau industry yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas
sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
Untuk membangun teori ini Losch juga
berasumsi bahwa pada suatu tempat topografinya datar atau homogen, jika
disuplai oleh pusat (industry) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin
jauh dari pusat industry semakin berkurang volume penjualan barang karena
harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan
teori ini setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah
pasar seluas-luasnya. Di samping itu teori ini tidak menghendaki wilayah
pasarannya akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik
lain yang menghasilkan barang yang sama sebab dapat mengurangi pendapatannya.
Karena itu pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling
bersambungan sehingga membentuk heksagonal.
Untuk mecapai keseimbangan, maka ekonomi ruang harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
·
Setiap lokasi industri menjamin keuntungan maksimum bagi
penjual maupun pembeli.
·
Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran
cukup merata sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.
·
Terdapat free entry dan tidak ada petani
yang memperoleh super normal agar tidak ada petani luar yang masuk ke daerah
tersebut.
·
Daerah penawaran memungkinkan petani untuk mecapai
keuntungan dengan besar maksimum.
·
Konsumen bersifat indifferent terhadap
penjual manapun dan pertimbangan satu-satunya yaitu membeli dengan harga yang
rendah.
c.
Teori Susut dan Ongkos transport ( Theory of Weight Loss
and transport Cost )
Teori ini didasarkan pada hubungan antara
factor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus
digunakan, yaitu dengan cara mengkaji kemungkinan penempatan industry ditemapat
yang paling menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan
apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan
biaya transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa :
·
Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka
makin besar kemungkinan untuk penempatan idustri di daerah sumber bahan mentah
(bahan baku) dengan catatan factor yang lainnya sama.
·
Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan
mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk mendapatkan industry
di daerah pemasaran.
d.
Teori Kimball and Kimball
Menurut
Kimball and Kimball penentuan lokasi tempat kedudukan usaha didasarkan pada
beberapa hal antara lain :
·
Nearneris to material (dekat dengan bahan)
·
Nearneris to market (dekat dengan pasar)
·
Water power (tenaga air)
·
Supply of labour (penawaran buruh)
·
Futureable of labour (perkembangan buruh)
·
Capital available for investment (besarnya penawaran
modal)
e.
Teori Spanser and Klein
Menurut teori
ini tempat kedudukan perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu primary factory dan secondary factory dimana factor-factor yang mempengaruhi pemilihan
tempat kedudukan usaha bagi keduanya berbeda.
Pemilihan
tempat usaha untuk masing-masing jenis tempat kedudukan perusahaan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut.
·
Primary
factory :
o Row material
o Market
o Transportation
o Labour and water power
·
Secondary
factory :
o Fasilitas kredit
o Iklim
o Ongkos
o Pajak
f.
Teori tempat yang sentral (theory of
cental place) dari Walter Christaller
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang.
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk bahan powerpointnya, bisa di download disini
0 komentar:
Posting Komentar